Kegiatan “Aku Sayang Badanku” merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh relawan di Komunitas Sobat LemINA (Lembaga Mitra Ibu dan Anak) yang bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan seksual pada anak. Kegiatan ini telah menjadi kegiatan yang rutin dilaksanakan dibeberapa sekolah dasar di Kota Makassar dan juga pernah diadakan disalah satu sekolah dasar di Kabupaten Gowa. Secara umum, kegiatan ASB ini memberikan edukasi dan memperkenalkan kepada anak tentang tubuh yang bisa disentuh dan tidak bisa disentuh oleh orang lain dan menggunakan metode bernyanyi.
Awal tahun ini merupakan awal tahun yang begitu menyenangkan. Kami, para relawan di LemINA mendapat kesempatan memberikan edukasi pencegahan seksual di Masamba, Luwu Utara. Relawan yang mendapat kesempatan ini khususnya saya menyisihkan waktu untuk dapat ikut serta dalam kegiatan ASB di Masamba ini. Persiapan dilakukan oleh relawan sebelum hari keberangkatan ke Masamba.
Kali ini, kegiatan ASB berbeda dengan ASB yang pernah dilakukan di sekolah sebelumnya. Khusus untuk ASB di Masamba, para relawan memilih metode yang berbeda dalam menyampaikan isi dari setiap pemberian materi. Kali ini, kami memilih metode mendongeng yang secara langsung akan dibawakan oleh relawan. Sungguh, ini merupakan hal yang baru bagi kami, kami yang sebelumnya hanya ikut membantu dalam mempersiapkan ASB kini diberi kesempatan untuk menjadi pemberi edukasi kepada anak secara langsung. Relawan yang membawakan dongeng berjumlah 6 orang yaitu Sultan, Ical, Indra, Yuli, Atifah, dan Fitri. Saya sendiri sangat salut kepada mereka yang mempunyai keberanian ingin membawakan dongeng didepan anak-anak.
Persiapan telah dilakukan mulai dari membuat dongeng, membuat wayang, membeli bingkisan untuk anak, menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa sampai hari keberangkatan. Sebelum berangkat, rasa kekecewaan namun bercampur kebahagaiaan terbesit di kami. Salah satu relawan yang sebenarnya menurut saya pribadi sudah melekat dalam kegiatan ASB ini tak bisa ikut. Namanya Ica, biasanya saya memanggil Kak Ica. Namun, disatu sisi kebahagianpun datang dari Kak Ica mengenai kabar lamarannya, kami sangat senang dengan kabar jni dan semoga dimudahkan sampai hari pernikahan. Baiklah, kembali berbicara mengenai kegiatan ASB ini,. Kami berangkat pada hari selasa malam dengan kurang lebih 10 jam menghabiskan waktu dijalanan agar sampai ditempat tujuan. Awal perjalanan, teman-teman relawan tak henti-hentinya berbicara dan saling bercanda satu sama lain namun ditengah perjalanan semua sudah dalam keadaan tidur.
Tiba di Masamba, kami langsung bersiap-siap untuk menuju ke sekolah dasar 087 katokoan. Sekolah ini menjadi tempat kegiatan ASB yang berlangsung selama dua hari. Hari pertama, melihat dan bertemu dengan anak -anak menjadi penawar lelah kami setelah menempuh perjalanan yang jauh. Teman-teman relawan menyiapkan ruang mulai dari pemasangan spanduk hingga mengatur posisi duduk anak-anak. Kegiatan ASB ini dibagi menjadi 3 sesi, sesi pertama kelas 1 dan 2, sesi kedua kelas 3 dan 4 dan sesi ketiga kelas 5 dan 6 , dimana ruangan dibagi menjadi dua, satu ruangan laki-laki dan satu ruangan perempuan. ASB dihari pertama berjalan dengan baik, anak-anak merespon kami dengan keceriannya, bernyanyi bersama, hingga memperhatikan dongeng dengan baik. Saya rasa, respon anak dengan seperti itulah yang membuatku tak hentinya melakukan sesuatu untuk senyum anak -anak.
Tidak dapat dipungkiri setiap kegiatan yang dilakukan pasti ada hal yang tidak bisa kita hindari. Selama berjalannya kegiatan ASB dihari pertama banyak kendala yang dihadapi oleh kami. Tapi kendala tersebut tak akan pernah menyurutkan niat kami untuk melebarkan senyuman anak-anak disana. Setelah hari pertama selesai ASB, kami mengadakan rapat evaluasi untuk ASB hari pertama. Tentunya rapat evaluasi ini diadakan dengan tujuan memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang kami lakukan dihari pertama agar dihari kedua tidak terulang lagi.
Menjadi relawan tidak hanya melulu tentang bagaimana kita memberikan sesuatu kepada anak baik dari segi pengetahuan dan bahkan materi. Disisi lain, menjadi relawan, kita dapat mengasah kemampuan kita dalam hal bekerja sama dengan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama. Melatih keterampilan kita dalam hal komunikasi dan menjadi wadah dimana kita dapat belajar apapun dari relawan yang lainnya. Hasil evaluasi untuk hari pertama cukup banyak dan menjadi tugas kami semua untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Setelah rapat evaluasi usai, dalam keadaan kekeluargaan kami menikmati buah yang paling ditunggu yaitu makan buah durian, untunglah semua suka dengan buah durian. Setelah itu, kami bergegas kembali menuju penginapan untuk beristirahatt.
***
Dihari kedua, ASB di Sekolah. Kami datang lebih cepat dibandingkan hari pertama, hingga pelaksanaan kegiatanpun cepat dimulai. Teman-teman relawan yang mendongeng lebih baik dibandingkan kemarin dalam menyampaikan isi dongeng kepada anak-anak, bernyanyi lagu sentuhan dan berkomunikasi dengan anak tetap menjadi kebahagiaan kami. Setalah kegiatn mendongeng telah selesai, para relawan lanjut menyediakan ruang untuk memberikan edukasi kepada guru-guru di sekolah tersebut. Kegiatan ASB ini tidak hanya diperintuhkan kepada anak melainkan kita berharap bahwa gur-guru yang memiliki peran aktif bagi anak-anak di sekolah mampu memahami masalah kekerasan seksual pada anak. Oleh karena itu, kami juga memberikan edukasi pecegahan kekerasan seksual dengan metode pemberian materi bagi guru. Pemberian materi bagi guru inipun dibawakan langsung oleh psikolog muda yang merupakan salah satu relawan di Sobat LemINA. Respon guru sangat positif dan baik terlihat dari beberapa guru yang begitu aktif mendengarkan materi yang diberikan.
Ketika, proses pemberian edukasi pada guru-guru, saya memilih untuk sejenak mencari udara dan angin diluar ruangan. Terik siang di Kota Masamba sungguh sangat panas, beberapa menit saya sendiri mengeluh dengan rasa panas. Saat saya berbincang dengan salah satu relawan tiba-tiba di ruangan sebelah, kami melihat ada anak berseragam SMP yang sedang memukuli anak SD disana.
Semakin kita melihat, semakin anak tersebut memukuli dan memarahi anak SD dengan bergegas saya dan beberapa teman relawan menghampiri kedua anak tersebut dan menanyakan hal yang dilakukannya. Anak SMP itupun menjawab bahwa yang ia pukuli adalah adiknya sendiri karena adiknya tak ingin menyelesaikan tugas. Kami pun memberikan sedikit nasehat kepada anak SMP tersebut.
Setelah kejadian itu, terlintas difikiran saya bahwa sampai kapan anak-anak harus merasa kesakitan karena dipukul dan ini sudah menjadi kekerasan pada anak bahkan yang menjadi pelaku adalah keluarga sendiri. Masih banyak cara memberikan anak nasehat atau mengubah perilaku yang tidak baik tanpa harus dipukul, ucapku dalam hati. Kami kembali menuju ruangan yang menjadi tempat pemberian edukasi pada guru. Beberapa menit kemudian pemberian edukasi pada guru telah selesai. Diakhir kegiatan, tak lengkap bila setiap moment yang terjadi tidak diabadikan lewat foto bersama. Sebagian guru, murid, dan relawan berfoto bersama dan menjadi penanda bahwa kegiatan ASB telah usai.
Banyak pelajaran yang kami dapatkan dalam kegiatan ini. Khususnya saya, saya merasa bahwa begitu banyak hal yang kudapatkan dalam kegiatan ini. Pertama, kebahagian yang begitu besar karena bisa melakukan hal yang bermanfaat bagi anak-anak, mengasah pengalaman dan belajar dengan teman-teman relawan, menjalin kekeluargaan yang begitu akrab. Saya sendiri yakin bahwa sekecil apapun kita melakukan sesuatu pada anak akan berdampak besar bagi perkembangan anak dikemudian hari. Dan menjadi relawan di LemINA merupakan hal yang harus saya syukuri. Kegiatan ini merupakan usaha kami untuk melakukan pencegahan kekerasan seksual pada anak, mungkin dampak dari kegiatan ini hanya diberikan dengan jumlah anak yang sedikit jika dibandingkan jumlah anak di Kota Masamba, tapi saya sendiri percaya bahwa sesuatu yang besar selalu dimulai dari hal-hal yang kecil. Tetap semangat untuk melebarkan senyum anak.
Akhirnya, kegiatan ASB di Masamba berjalan dengan baik. Kecerian dan kegembiraan anak-anak yang kami temui menjadi bekal kami melakukan perjalanan pulang saat itu. Saya pun berharap semoga anak-anak di Masamba selalu mengingat pesan-pesan yang kami berikan lewat dongeng dan lagu yanh dinyanyikan bersama.
*Tulisan ini dibuat oleh relawan Sobat LemINA, Kak Eka